Kamis, 10 Juni 2010

Rasa yang salah......

Mungkin ini hanya perasaan sementara. Aku berkenalan dengan seorang pria saat hadir di pesta pernikahan sepupuku. Dia sekolah angkatan udara di Bandung. Buatku ini sangat konyol.. aku hanya sekali waktu bertemu dengannya, berkenalan, tukar no hp, komunikasi jarak jauh. Satu hari, satu minggu, satu bulan, akhirnya kami memutuskan pacaran.Memang agak aneh, tapi hatiku tidak bisa di pungkiri. Aku merasa bahagia walaupun dia hanya seminggu sekali mengunjungi aku. Terus berjalan dari minggu ke minggu. Menikmati liburan bersama, berkunjung ke rumah saudara-saudaraku, dan sesekali dia memberikan kejutan kepadaku. Banyak hal yang aku suka darinya. Bahkan hampir seluruh keluarga besarku menyukainya. Sampai-sampai pemilik kos juga menyukainya. Sosok pria yang dewasa, tegas, mandiri, pintar & beragama, benar-benar sempurna saat itu dimataku.Tiga bulan kemudian, dia di tugaskan bekerja di Solo. Bimbang rasanya hatiku, sangat sedih saat aku mendengarnya. Entah kenapa, jarak Jakarta-Solo terasa sangat jauh buat aku. Namun aku tetap mendukung dia, mendukung karirnya sebagai bentuk rasa perhatianku padanya. Suatu hari dia menelfonku,, dia memintaku untuk berhenti bekerja, dan kembali ke Jogja. Dia tidak mau aku terlalu capek bekerja karena saat itu aku bekerja sebagai SPG yang terkadang pulang sampai malam. Memang salahku karena aku terlalu banyak mengeluh capek bekerja. Bingung saat aku memutuskan semua ini, demi memenuhi keinginannya, aku berhenti bekerja. Keputusan yang membuat keluargaku sangat terkejut. Akhirnya aku dijemput untuk kembali ke Jogja. Untuk pertama kalinya dia menapakkan kakinya di rumahku... Lelah, tampak jelas di wajahnya, akupun menyuruhnya untuk beristirahat. Sorenya aku mengajaknya jalan-jalan keliling di kampungku. Melihat sawah yang luas & menghirup udara yang masih segar. Malampun datang.... dia kembali ke Solo untuk menjalankan tugasnya.Andai aku tahu, itu terakhir kalinya aku melihatnya, mungkin saat itu aku akan menahannya untuk pulang.........Minggu pertama di rumah.Sabtu, aku menunggu dia datang. Aku belanja dan memasak buat dia. Terus terang aku tidak pandai memasak tapi hal itu aku lakukan buat dia. Sampai sore aku menunggu, dia tidak datang.Minggu, aku masih menunggunya...masih berharap dia datang.Masuk sms ke hpku... ''Minggu ini tidak bisa ke rumah, sedang ada acara kantor''Hmmm,,,okelah, tidak masalah buat aku. Minggu kedua di rumah.Sabtu,, menunggunya...tetap tidak datang jugaMinggu, masuk sms ke hpku ''Minggu ini masih tidak bisa ke rumah, mau antar mama belanja..''Masih bersabar untuk terus menunggu kedatangannya. Minggu ketiga di rumah.Sabtu, rapih-rapih rumah karena besok menaruh harapan yang sangat besar dia akan datang.Minggu, masuk sms ke hpku ''Hari ini piket jadi tidak bisa ke rumah''Sudah tidak bisa terbendung lagi air mataku menahan rasa kecewa, namun aku masih mau untuk mengerti tentang dia.Minggu keempat di rumah.Sabtu tetep masih dengan hati yang tegar menunggu..Minggu, aku sms dia, aku tanya kenapa dia tidak datang, dia bilang ''aku lagi di rumah sakit, kena tipes''Sedih aku mendengarnya karena saat dia sakit, aku tidak bisa menemaninya.Aku tidak tau dimana rumahnya, tidak tau dirawat dimana, saat-saat yang berat buat aku. Sudah satu bulan aku menantinya namun masih belum bisa untuk bertemu dengannya.Bulan kedua...aku lalui dengan sabar, dari hari ke hari dia menjadi sosok pemarah, mungkin karena aku yang terlalu menuntut kehadirannya...Setiap hari sabtu dan minggu aku lingkarin kalender di kamarku menandakan dia tidak datang-datang. Sampai akhirnya ada teman masa kecilku datang ke rumah, mengajak aku jalan-jalan untuk menghibur dukaku. Satu hal yang membuat aku terkejut, dia manyatakan cintanya kepadaku. Bahkan hubungan keluargaku dengan keluarganya sangat baik. Namun aku menolak, bukan karena pangkatnya lebih rendah dari pacarku, tapi karena aku masih mencintai orang yang aku tunggu-tunggu kehadirannya...Mungkin dia marah, mungkin dia kecewa, setelah hari itu aku tidak lagi melihatnya sampai detik ini. Aku menjadi merasa bersalah.Bulan ketiga masih menanti kekasih hatiku........Tidak ada kabar, tidak ada berita, tidak ada telfon, tidak ada sms. Aku menangis sejadi-jadinya. Hingga pada suatu malam, dia sms aku, dia memutuskan hubungan kami. Aku terpukul, aku merasakan sakit yang teramat dalam. Setiap malam aku menangis. Keluarga di rumah, di Jakarta merasa khawatir dengan kondisiku yang mungkin hampir gila saat itu. Mereka meminta aku untuk kembali ke Jakarta, menjalani hidup yang baru, namun aku masih ingin menunggunya. Aku berdoa kepada Tuhan, meminta agar dia kembali buat aku. Satu kali saja, aku benar-benar ingin melihat dia. Namun Tuhan tidak mengabulkan doaku. Pahit aku telan sendiri... Namun aku berjuang untuk hidupku yang baru. Saat aku mulai menyerahkan segala persoalan hidupku kepada Tuhan, Tuhan memberiku ketenangan & memberikan aku kekuatan.Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta, mencari pekerjaan baru, dan aku bersyukur karena tempat aku bekerja dulu masih mau menerimaku kembali setelah susah payah mencari pekerjaan, aku menjalani hidupku lebih tegar, menghadapi rasa sakit dengan tersenyum. Walaupun kenangan itu masih terlihat jelas di mataku. Hal yang indah yang pernah aku lalui telah usai. Dan aku putuskan untuk menutup hatiku rapat-rapat.Untuk Tofa terkasih.Dimanapun dirimu berada kini, aku berharap engkau baik-baik saja dan tidak melupakan aku.Walau mungkin dulu orang tuamu tidak setuju dengan hubungan kita karena aku hanyalah perempuan yang biasa-biasa saja, tetapi aku sudah memaafkan mereka, dan memaafkan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar