Selasa, 01 Juni 2010

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

Kebutuhan dan atau keinginan seorang pekerja terhadap sesuatu hal
tertentu dan akan diusahakan untuk bisa dicapainya, dalam kajian

ilmu administrasi sering disebut dengan istilahm oti vas i. Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang. Sebagaimana dikemukakan Miftah Thoha, perilaku seseorang itu sebenarnya bisa dikaji sebagai saling berinteraksinya atau
ketergantungannya unsur-unsur yang merupakan suatu lingkaran. Unsur-
unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan tujuan. Atau menurutFre d
Luthans, terdiri dari tiga unsur yakni kebutuhan (needs), dorongan (drive)
dan tujuan (goals).

Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi, salah satu aspek perilaku organisasi yang penting disamping motivasi, adalah kepemimpinan (leadership).

Bagi sebuah organisasi, kepemimpinan jelas sekali mempunyai peran yang sangat penting. Sebab, adanya kepemimpinan berarti terjadinya proses membantu dan mendorong orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan. Jadi, faktor manusia atau pemimpin-lah yang mempertautkan kelompok dan memotivasinya untuk mencapai tujuan, atau kepemimpinan juga mengubah yang tadinya hanya kemungkinan menjadi kenyataan.

Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya, secara keseluruhan di persepsikan oleh karyawannya sebagai gaya kepemimpinan (leadership

style). Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana pembedaan itu didasarkan pada cara dan upaya

mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan ataur ewa rd (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan
kedua ini dapat menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi,
tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya lainnya yaitu gaya
otokratik, partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau laissez faire).
Pemimpin otokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi

dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saa yang diperintahkannya. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antara lain : memuingkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

Sementara itu, pemimpin partisipatif lebih banyak mendesentralisasi- kan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak. Adapun pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan tanggungawab, kemudian menggantungkan kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri. Diantara ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi adalah kearah penerapan praktek partisipasi secara lebih luas karena dianggap paling konsisten dengan perilaku organisasi yang supportif. Secara lebih detail, pembahasan mengenai motivasi ini akan diteruskan pada bab-bab selanjutnya dari diktat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar